Sastra dan Kekuasaan Pembicaraan atas Drama Karya W. S. Rendra
Harga | Rp38000 |
---|---|
ISBN | 978-979-3258-64-5 |
Penulis | M. Yoesoef |
Penerbit | WEDATAMA WIDYA SASTRA |
Cetakan / Tahun Terbit | 2007 |
Ukuran / Halaman | 14 x 20 cm / 227 |
Berat Buku | 300 Gram |
Kategori | Sastra |
Sinopsis | Karya sastra adalah wahana sastrawan untuk menuangkan gagasan-gagasannya secara estetik. Gagasan itu disampaikan tidak secara eksplisit, karena karya sastra berbicara melalui alat-alatnya sendiri. Namun, ketika karya sastra dijadikan alat semata-mata untuk kepentingan propaganda politik, maka nilai kesastraannya menjadi berkurang. Max Adereth mengemukakan bahwa propaganda politik melalui karya sastra tidak ubahnya seperti letusan pistol di tengah-tengah sebuah pertunjukkan. Drama-drama karya W.S. Rendra tidak seperti yang diibaratkan Adereth, karena Rendra memahami benar apa hakikat karya sastra; dan dengan kekuatan bahasa serta alat-alat sastra ia menghadirkan berbagai persoalan sosial, ekonomi, politik, dan budaya dengan tetap bertumpu pada pengucapan estetik. Analisis yang memfokuskan pada aspek kekuasaan atas drama-drama karya W.S. Rendra dalam buku ini membuka sebuah pemandangan tentang wajah Indonesia dalam era Orde Baru yang gencar melakukan pembangunan di segala bidang. Dampak dari pembangunan itu seharusnya mengacu pada berbagai kepentingan rakyat, tetapi tidak seditik ekses pembangunan justru merugikan dan/atau memperdaya rakyat secara sistematis. Di sinilah drama-drama karya Rendra menunjukkan nilainya: karya-karya itu memberi kesadaran kritis kepada rakyat bahwa sedang terjadi sesuatu di sekeliling mereka. Untuk itu, Rendra mengajak kita merenung melalui bait-bait berikut: aku mendengar suara jerit hewan yang terluka ada orang memanah rembulan ada anak burung terjatuh dari sarangnya orang-orang harus dibangunkan kesaksian harus diberikan agar kehidupan bisa terjaga. |
Posting Komentar
Apa komentar Anda tentang buku ini ?